Pernahkah kita membayangkan
menyeberangi sebuah jembatan yang
begitu kecil dan tipis seukuran sehelai
rambut dibelah tujuh? Begitulah
kira-kira kalau kita mengumpamakan
Jembatan Shirthal Mustaqim kelak.
Sebuah jembatan yang akan
menghubungkan Surga dan Neraka.

"Rasulullah SAW mengumpamakan
bahwa sifat titian itu adalah lebih
tipis daripada rambut dan lebih
tajam daripada pedang." (HR.
Ahmad)

Lalu seperti apakah kelak umat
manusia dapat melintasinya?
Perjalanan umat manusia di atas
Sirathal Mustaqim dapat ditempuh
dengan bermacam-macam keadaan.
Hal itu tercermin dari bagaimana
mereka menghabiskan semua
waktunya saat hidup di dunia.
Berikut adalah macam-macam
golongan manusia yang melintasinya:
- Ada golongan yang dapat
melintasinya secepat kilat.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya seperti tiupan angin.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya seperti burung terbang.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya seperti kecepatan kuda
lomba.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya secepat lelaki perkasa.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya secepat binatang
peliharaan.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya dalam jangka waktu
sehari semalam.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya dalam waktu selama
satu bulan.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya selama bertahun-tahun.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya selama 25 ribu tahun.
- Ada golongan yang dapat
melintasinya dengan tertatih-tatih.
- Ada golongan yang langsung
terjatuh ke jurang api Neraka.

Rasulullah SAW bersabda, "Dan
diletakkan sebuah jembatan di atas
Neraka Jahannam, lalu aku dan
ummatku menjadi orang pertama
yang meniti di atasnya. Para Rasul
berdoa pada hari itu: ‘Ya Allah,
selamatkan! Selamatkan! Di kanan
kirinya ada pengait-pengait seperti
duri pohon Sa'dan. Pernahkah kalian melihat duri pohon Sa’dan?"

Para sahabat menjawab, "Pernah,
Ya Rasulullah."

Lalu Rasulullah SAW melanjutkan,
"Sesungguhnya pengait itu seperti
duri pohon Sa'dan, namun hanya
ALLAH yang tahu besarnya. Maka
banyak ummat manusia yang
disambar dengan pengait itu sesuai
dengan amal perbuatannya di
dunia." (HR. Muslim)

"Suasana pada saat itu sangatlah
mengerikan. Suara teriakan, raungan,
jeritan meminta tolong, tangisan, dan
ketakutan terdengar dari pelbagai
arah. Lebih mengerikan suara
gemuruh api neraka dari bawah
sirath yang siap menelan orang
terjatuh ke dalamnya. Tidak henti-
henti Rasulullah SAW dan Nabi-Nabi
yang lain termasuk juga malaikat
berdoa untuk keselamatan manusia:

“Ya Allah, Selamatkan! selamatkan!"

"Ia (jembatan shirath) adalah
sebuah jalan yang sangat licin. Dan
kaki sulit sekali berdiri di
atasnya." (HR. Muslim)

Sahabat yang dirahmati Allah,

Sirath di akhirat ini adalah wujud
hasil daripada titian (jalan) hidup
yang kita pilih selama tinggal di
dunia. Buah dari segala apa yang
telah kita perbuat selama hidup di
dunia. Barangsiapa yang selalu
memilih di jalan Allah dan bepegang
teguh dengan syariat Islam, maka
sirath di akhirat ini akan mudah
dilalui untuk sampai ke Surga.

Akan tetapi sebaliknya,
Jika kita jalani hidup penuh dengan
kemaksiatan, maka bersiap-siaplah
diterkam api Neraka yang berkobar-
kobar menyala di dalam Neraka.

Na'udzu billahi min dzalik.
Marilah sama-sama bertaubat
sebelum terlambat,


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer